Praktikum dan Mood Swing

After mid-term exam, ada praktikum kimia dasar. Ibu Dosennya ngasih pilihan waktu buat praktikum dan entah bagaimana, jadwal yang fix untuk gue dan teman2 TI-UB2012 yang lain adalah hari Selasa pukul 8 pagi. At that time, I thought "Great! Tuesday will be Hari Kimia. Paginya praktikum, siangnya teori" and I was so excited about doing praktikum. Not because I'm into chemistri, I am not really into chemistry actually. But because, ada lab baru gitudeh haha. It may sound ridiculous. It does loh. Tapi sampe sekarang I still don't know, why, at that time, I was so excited.


Pertemuan pertama sama Ibu Dosennya ya gitu-gitu aja. Kenalan. Pengarahan dikit. Kenalan sama Asistennya. Sama ngebagiin kelompok praktikum gitu. Ibu dosennya ngebebasin mau sama siapa kelompoknya. Arie was with Tabita, Mia wasn't there, she was late sebenernya. Gue --dengan terlebih dahulu baca doa-- ngajakin Dwika buat jadi temen kelompok gue. Dan dia mau. Alhamdulillah..

Praktikum pertama, lancar-lancar aja.
Praktikum kedua, gue lupa gimana ceritanya, yang gue inget, I was screaming "Dwika tolong!" and dhuarrr! I messed thing up. Everyone looked at me, I was shocked. Syok lah, praktikumnya kuantitatif dan I messed thing up. Moreover yang gue kerjain itu udah second attempt. Jadi yang di first attempt nya emang 'agak' gagal karena little accident gitu, dan pas first attempt yang 'agak' gagal itu I could read dwika's face.
I have been feeling guilty since that time. Dwika bilang "ya ga apa, kan tinggal tulis di laporannya aja, Yen"
Dan syok gue itu berlanjut. Bukan berlanjut di syok, tapi mood yang ga kekontrol. Siangnya selama kuliah kimia gue bete sendiri. Biasanya kalo gue lagi not in the mood, pelariannya ke siomay starmart, cokelat, atau cokelat wkwk. Tapi ga berhasil.
Selama gabut dari jam 11 selesai praktikum mood gue gitu banget. Ga semangat ngapa-ngapain. Pas kelas kimia, gue diem aja. Dwika bilang "ga papa yen, you don't need to be like this". Tapi ya gimana.. All I thought was, "I shouldve been more careful. It was 100% preventable"
And it affected the whole mood of that day. I also messed up pas latian. The coach seemed so disappointed. Trus dia bilang apa ya, gue lupa. Pokoknya ada deh di notes gue. Haaah sebagai individu, gue berasa gagal.
Praktikum di sesi ketiga, digabung sama praktikum buat sesi ketujuh. Jadi ada 2 praktikum. Dan dosennya ganti. Sama bapak dosen. Baik. Ramah. Cakep. Suka digodain gitu bapaknya, sama temen2 gue hahaha
Oh iya, gue sama dwika selesai duluan gitu deh. Seinget gue, mungkin coinsidence mungkin bukan, selasa minggu itu terasa damai tentram adem ayem. I even worked for the report til midnight.
Praktikum di sesi keempat. Ini fq banget. I welcomed the day dengan penuh semangat dan senyum lebar. Bangun pagi banget. Ke kampus pagi banget. Ngelakuin praktikum dengan semangat 45,semangat perjuangan. Tapi, malah messing thing up at the last seconds dari praktikum. To make it shorter, gue udah nunggu Fe selesai bereaksi which was lama buaanget. Dan gue harus titrasiin dong, pake metil orange. Nah pas udah berubah warna ke orange, kan buretnya harus gue setel biar cairannya ga netes kan? Nah gue salah setel gitu, cairannya malah makin deres turunnya. Alhasil gue gagal titrasiin. Gue syok. Langsung down. Kayak guci mahal baru dibeli dan ditendang terus pecah gitu aja. And when it happened. I somehow kept my lips sealed.
"yeyen kenapa? Kok lemes dari tadi? Sakit ya?" temen2 gue nanya gitu. Iya, gue sakit. Sakit batin. Gila aja, udah nunggu capek2. Eh gue dengan begonya ga hati2 dan malah ngerusak. Yes it is true, tinggal nulis di laporan aja apa yang terjadi. Tinggal nulis di laporan aja kalo gagal. Tapi at the end of the day, laporan yang gituan kan laporan praktikum gagal ya? Dan kalo praktikumnya bisa berhasil, then why should I be like that gitu. Dfq.
Buat kuis di kelas kimia aja gue baru belajar 10 menit sebelum kelas mulai. And for the practice? Meskipun ga ada komentar coach yang jleb atau nusuk2 gimana gitu, I still knew that I didn't give systematic speech. Gue aja ngerasa kok kalo alur gue speech itu agak maju mundur. Aah bete lah pokoknya!

Intinya sih, gue ngepost ini, alasannya gue mau share aja kalo mood abis praktikum itu does affect the whole mood of the day. For some people, mood swing itu preventable. Iya preventable, tapi ketika mood udah ga jelas apa bisa dibalikin kayak sebelumnya? Iya bisa, tapi apa gampang? Susah kalo gue.
Dan pada akhirnya gue bisa apa coba?

Mudah-mudahan praktikum selanjutnya lancar2 aja. Because, the other part of me, juga udah capek kalo berasa not in the mood.
For Dwika, I'm sorry if I wasn't that careful doing our praktikum kimdas. It wasn't because I didn't care. I did care. But it was actually an unavoidable accident happened. And even if, it was actually avoidable, you should know that, I never wanted to be like that.
I know you did never say anything bad kayak sumpah serapah atau marah2 gitu. But I believe that, you were disappointed. Twice. And I was responsible for that.