"setiap orang pasti punya mantan yang diam-diam masih lekat di hati orang tersebut even when they already find the new one"
Kita memang sering denger kata-kata kayak gitu. Entah itu di film, ftv, twitter, status facebook ataupun dari hati sendiri sebagai pembelaan ketika ada yang protes kalo teringat mantan. Biasanya sering disebut 'mantan terindah', 'mantan tak terlupakan', 'mantan kece badai cetar membahana terpampang nyata' atau apa saja. Gue sendiri punya kok. But I call mine, 'mantan favorit'.
He is the one yang di dalam kontak hp gue yg sekarang gue sebut "Dia." sebagai nama kontaknya. I think, I shouldn't leak his real identity in order to save my pride lol.
If you notice how often I share about what type of boy that interests me, you may assume that he stays longer in my heart because dia berkacamata, kalem dan putih. Tapi salah :p
Ya, dia memang pernah berkacamata. Tapi bukan itu alasan kenapa dia gue favoritin.
Hanya saja, dia --dengan atau tanpa dia sadari-- selalu bikin gue nyaman. Untuk jalan, ngobrol, or even be by his side without talking to each other. Dan emang itu yang susah gue dapetin dari yang lain.
It's hard to describe my feeling. Feelings are obviously intangible. Gue juga ga tau kenapa gue bisa akhirnya 'jadi' sama dia. Not so sure it was 'love'. Mungkin terbiasa.
Mungkin dengan intensitasnya berkomunikasi dgn gue waktu itu, rasa 'nyaman' yang ada dan sifatnya yg gak kaku, gue terbiasa. Terbiasa menganggap sms&teleponnya adalah hal yang wajar. Terbiasa merasa dia turut ambil 'bagian' dalam kehidupan gue. Terbiasa menambahkan aktifitas berkomunikasi dengannya dalam rutinitas sehari-hari gue. Dan yang 'agak' parah, terbiasa merasa ada bonding antara gue dan dia.
Itulah yang mungkin menurut gue adalah intinya. Karena ketika 'kebiasaan' tersebut terhenti, akan ada protes dari dalam diri gue: Kenapa. Protes karena ga mau semua berubah, ga mau rutinitas gue terganggu, ga mau ada 'bagian' yang hilang, dan sejenisnya. Dan untuk menghindari protes gue, mungkin itulah yang bikin kita 'jadi'.
At the end of the day, kebiasaan itulah yang juga jadi alasan kenapa gue memfavoritkannya. Karena gue kadang kangen nerima sms yang isinya "ohayo, sayang" ketika bangun tidur, atau "oyasuminasai, sayang" sebelum tidur malam, atau sms-sms dan hal-hal random lainnya yang bikin gue nyaman.
Another boys bisa ngelakuin yang lebih dari itu. Tapi beda. I used to add him in the routines. It was a habit. And I miss my old routines...
Ex, if you read this. Please do not think that I'm not over you. I thank you for what we had and built. But it's true that I feel comfort with you. The thing I rarely find in another boy out there. Thank you. And sorry for my stupid-and-without-rational-thinking decision at that night. I've moved on, I know, and you should know too. And I hope that you'll find someone that fits you. Meskipun nanti sesekali gue akan ngerasa iri sama cewek itu dan dengerin lagu 'that should be me' nya Justin Bieber, lagu 'like we used to' nya A Rocket To The Moon, lagu 'Telescope' nya Hollywood Nobody, atau lagu-lagu sejenis itu lainnya. Tapi jangan takut, I'll try to find the comfort. I hope it won't be that hard, I hope...
0 comments:
Post a Comment